“ASUS” Mulai Tangguh Di Bisnis Gadged

asus-en-mudet._91_1

Beberapa tahun yang lalu mendengar kata ASUS maka yang terngiang di pikiran kita adalah produk-produk komputer seperti komputer desktop ataupun laptop. Produk-produknya pun bukan sekedar peramai pasar. Mulai dari seri rendah ingga kelas tinggi ada semua. Soal kualitas juga tidak dapat dipandang remeh. ASUS bahkan berani memberikan garansi sampai 2 tahun. Ini menandakan bahwa ASUS bukanlah produk yang mudah rusak dan mempunyai kualitas yang baik.

ASUS

Namun itu semua keadaan beberapa tahun lalu. Kini produk ASUS mulai merambah pasar smartphone dan keluarganya. Bekerjasama dengan Intel, ASUS mengeluarkan keluarga smartphone pertamanya dengan seri Zenfone. Melalui Zenfone ASUS menelurkan tiga produk sekaligus yaitu Zenfone 4, 5 dan 6. Dikeluarga pertama ini ASUS memberikan produk smartphone berbasis android dengan kemampuan spesifikasi hardware cukup tinggi namun dengan harga yang terjangkau. Sebut saja ASUS Zenfone 4. Dengan bandrol harga 1-jutaan, pembeli mendapatkan smartphone berprosessor Intel Atom dual core yang jika digeber mampu berlari selayaknya kemampuan smartphone berprosessor quad core.

intel-Wallpaper

Jika produsen lokal mendisain produk mereka asal-asalan dan bahkan ada yang mencontek disain smartphone bran-bran ternama yang telah mapan, tidak begitu dengan ASUS. ASUS mendisain Zenfone dengan tidak main-main. Bentuk yang eksklusif dan material yang cukup solid membuatnya sedap dipandang mata. Kualitas bahannya pun bukan sekedar untuk hanya memikat konsumen sesaat. Akan tetapi lebih ke kualitas yang baik. Tak ayal Zenfone mampu menarik hati konsumen dan laris manis dipasaran.

Asus-Zenfone-Series

Perjalanan ASUS dalam memasarkan smartphone pertamanya bukan tanpa kendala. Kemampuan prosessor Intel Atom yang diatas rata-rata smartphone biasa memaksa baterai Zenfone harus bekerja keras. Zenfone 4 seri pertama yang mengandeng baterai 1200 mAh dirasa tidak mampu mengikuti kemampuan prosessor Intel dalam menyajikan kemampuannya yang lebih cenderung mengeksplor kemampuan grafis. Meskipun dalam paket penjualannya ASUS memberikan 1 baterai tambahan dengan kapasitas yang sama, namun itu bukan solusi yang tepat. Bagaimana tidak, jika kita sedang asik bermain game, menonton video atau sedang chatting ria dan tiba-tiba baterai habis kemudian kita harus mengantinya yang berarti mematika hp terlebih dahulu. Tentu saja itu bukanlah suatu perkara yang menyenangkan.

review-zenfone-4-1
Zenfone 4 Seri Pertama Dengan Baterai Ganda

Melihat itu semua, ASUS pun sepertinya tidak menutup mata. Melalui Zenfone 4 seri keduanya, ASUS menjawab kritikan dan permintaan para pemakainya dengan merilis Zenfone 4 berkapasitas 1600 mAh. Tidak sampai disitu, ASUS bahkan mengeluarkan Zenfone 4c dan 4s dengan kapasitas baterai 1750mAh dan 2100mAh. Tak hanya peningkatan kapasitas baterai, Zenfone 4C dan 4S juga mengalami peningkatan di sektor layar yang beruh menjadi 4,5″. Ini semua ditengarai dilakukan ASUS selain untuk menarik pasar tapi juga mereka ingin menunjukkan jika mereka serius memberikan produknya dan mendengarkan setiap keluhan yang disuarakan oleh para pemakainya.

zenfone copy
Zenfone 4S dan Zenfone 4C ukuran layar sama 4,5″ tapi beda dalam kapasitas baterai

Permasalahan yang dihadapi Zenfone 4 tidak sampai hanya di baterai saja. Banyak pengguna Zenfone 4 1600 mAh mengeluhkan layar terangkat setelah pemakaian beberapa bulan. Selain itu mereka merasa bahwa Zenfone 4 cepat terasa panas. Permasalahan ini tidak hanya dijumpai pada satu atau dua pengguna saja, tapi oleh banyak pengguna. Melihat hal itu, kamipun mencoba untuk membeli Zenfone 4 1600mAh untuk membuktikan kebenarannya. Kami menebus smartphone ini pada bulan Maret 2015 dengan harga Rp. 1.175.000.

Tak ada headset dalam paket penjualan
Tak ada headset dalam paket penjualan

Zenfone 4 1600mAh bukan kami uji selayaknya majalah-majalah terkenal mengujinya. Disamping kami tidak mempunyai pembanding smartphone yang sama, juga keterbatasan kemampuan kami dalam dunia smartphone sehingga kami menguji dengan menggunakannya sebagai handphone utama. Penggunaan harian itu mulai dari telphone, sms, sosial media (BBM dan whatsapp), browsing, menonton video, sesekali bermain game dan menggunakan office dengan WPS office dan lain-lain.

Kesan kami menggunakannya beberapa bulan ini adalah puas. Mulai dari desain yang terkesan tidak murahan, kemampuan layar yang baik dan hardware yang mampu menunjang kinerja softwarenya. Kami juga nerasakan hal yang sama yang didapat oleh pengguna Zenfone 4 1600mAh lainnya yaitu layar yang terangkat serta cepat panas. Keadaan layar terangkat ini kami rasa mungkin karena kurangnya perekat pada layar dan bodi yang diakibatkan untuk mengejar efisiensi waktu pembuatan dan menekan biaya produksi. Tapi keadaan layar terangkat pada Zenfone yang kami uji tidaklah begitu mengganggu bagi kami. Ini karena layar tidak terangkat banyak sehingga jika dipandang tidak akan terlihat namun jika di raba dan ditekan baru akan terasa bahwa layar sedikit terangkat. Kemudian masalah cepat panas kami rasa itu semua karena kinerja prosessor Intel Atom yang cukup bertenaga dalam menangani perkerjaan yang diminta software sehingga baterai harus bekerja cukup keras. Selain dari itu layar yang terus berusaha memberikan tampilan terbaiknya dalam menangani permintaan mata dan sentuhan penggunanya menambah kinerja baterai semakin berat. Itu semua yang kami rasa membuat body Zenfone 4 1600mAh terasa cepat panas. Isu yang mengatakan panas terjadi karena prosessor Intel overhet tidak kami temui. Dan kami lebih ke baterai yang membuatnya terasa panas.

1
Tidak terlalu terlihat layar terangkat
2
Jika diraba dan ditekan baru akan berasa layar sedikit terangkat

Kami ucapkan terimakasih untuk ASUS yang bukan hanya sekedar memberi produck dengan hardware yang baik tapi juga dukungan software yang memuaskan. Sebelumnya kami merasa bahwa ASUS akan tertinggal jauh dengan jajaran android one dengan harga yang tidat terpaut jauh atau bisa dibilang dibawah Zenfone 4. Android one bahkan telah sudah menggunakan lollipop sejak awal pembelian dan di tengarai akan mendapat update software hingga 2 tahun ke depan. Hal ini mengingat android one mendapat dukungan langsung dari google selaku pemilik android. Tapi prasangka kami itu ternyata salah. Ya, ASUS ternyata juga memberikan update lollipop untuk semua jajaran Zenfonenya. Hal ini tentu saja sangat menggembirakan dimana semartphone sekelasnya baru berkutat pada android kitkat saja. Selain itu, disaat vendor-vendor besar seperti SONY dan SAMSUNG hanya memberikan update lollipop untuk jajaran ponsel menengah atasnya ASUS telah selangkah di depan dengan update untuk semua kelasnya. Tak hanya itu, ASUS tidak sekedar memberi update yang biasa dan terkesan asal beri, tetapi telah mereka costem melalui ZenUI-nya. Ini semakin membuktikan bahwa ASUS seakan ingin mengatakan bahwa “kami tidak pernah meninggalkan pengguna setia meskipun dia berada di jajaran kelas bawah”.

Lollipop pun bersedia sisnggah di Zenfone 4
Lollipop pun bersedia sisnggah di Zenfone 4

Beberapa bulan penggunaan Zenfone kami berasa dimanjakan oleh asus melalui UI-nya yang atraktif. Dengan sistem UI-nya kita bahkan mampu merubah font tanpa melakukan root pada softwarenya. Selain itu, kami juga dimanja dengan dukungan software fotografinya yang kami rasa sudah lebih dari cukup untuk smartfone berharga 1-jutaan.

Bicara mengenai root, kami juga telah melakukannya pada zenfone 4 1600mAh baik itu di saat di android kitkatnya ataupun ketika berada di lollipop. Melakukan rootpun kami rasa mudah jika dibandingkan melakukan root di smartphone merek lain. Hal yang sama kami dapati ketika memasang update ASUS Zenfone 4 dari kitkat ke lollipop. Meskipun terlebih dahulu harus download manual frimware yang ukurannya hampir 800 mb, tapi kami rasa itu cukup mudah. Setelah download selesai tinggal restat hp kemudian dengan sekali pencet dan tunggu beberapa saat, Zenfone 4 pun naik kasta menjadi android lollipop.

Root dengan SuperSU Free
Root dengan SuperSU Free

Kami merasa tak nyaman dengan dengan Zenfone 4 versi lollipop ini. Dukungan untuk sofware aplikasi belum banyak yang cocok dengan android baru. Baterai terasa lebih boros meskipun kami telah melakukan root dan menghapus beberapa software bawaan. Selain itu, meskipun di lollipop telah ada fitur untuk membuat software tidak otomatis bekerja, tapi sepertinya itu tidak banyak membantu. Bahkan meskipun telah ada notifikasi otomatis yang memberikan info jika ada aplikasi yang berjalan menguras baterai kami rasa itu tidaklah cukup. Kami juga merasa koneksi internet yang cenderung kurang stabil bila dibanding dengan versi kitkatnya. Dari beberapa alasan itulah maka dengan berat hati kami melakukan downgrade dari lollipop ke kitkat kembali. Meskipun kami acungi jempol untuk tampilan lollipop yang lebih segar dan menggigit daripada versi kitkatnya.

Sebagai penutup, kami merasa bahwa ASUS benar-benar serius dengan lahan baru mereka. ASUS benar-benar tahu bagaimana cara membangun pasar. Bukan dengan menelurkan produk yang banyak dan murah, tapi lebih ke kualitas, disain dan dukungan software. Meskipun awalnya hanya menelurkan 3 perangkat smartfone saja, namun kini mereka mulai merasakan manisnya kue yang dulu diperjuangkan. Jika ASUS masih memberikan dukungan minimal update softwarenya untuk 2 tahun kedepan, dan terus menelurkan produk yang berkualitas dengan harga yang ringan, kami yakin mereka pasti akan mampu bersaing dengan vendor ternama bahkan sekelas SAMSUNG yang menguasai pasar android saat ini.

Satu respons untuk ““ASUS” Mulai Tangguh Di Bisnis Gadged

Tinggalkan komentar